MEDIA CENTER REJANG LEBONG, H.M. Fikri, SE, MAP, menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor pertanian kopi dengan menghadiri peresmian Pusat Usaha dan Pendidikan serta pembagian bibit pohon gratis di Desa Batu Ampar, Kabupaten Kepahiang, pada Rabu, 23 April 2025.
Didampingi oleh Ketua DPRD Rejang Lebong, Juliansyah Yayan, kehadiran Bupati Fikri menjadi sinyal kuat pentingnya kolaborasi antar daerah dalam membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan dan mensejahterakan.
Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Bupati Kepahiang, Ir. Abdul Hafizh, M.Si, Kepala Desa Batu Ampar Haruan Iskandar, serta para tokoh masyarakat, petani kopi, dan perwakilan organisasi lokal.
Momentum ini juga diwarnai dengan pembagian bibit pepohonan secara simbolis oleh Bupati Fikri kepada warga, sebagai langkah kecil menuju penghijauan dan keberlanjutan lingkungan.
Dalam sambutannya, Bupati Fikri menekankan pentingnya membangun regulasi yang berpihak pada petani kopi.
Menurutnya, potensi kopi Rejang Lebong sangat luar biasa, namun belum sepenuhnya dimaksimalkan.
“Kami sedang menyusun regulasi agar petani kopi bisa sejahtera dan harga kopi bisa stabil. Kita harus pastikan bahwa kopi kita, yang unggul dan berkualitas ini, bisa membawa kemakmuran bagi petani dan daerah,” ungkap Bupati Fikri.
Ia juga mengungkap fakta menarik yang menjadi bahan refleksi bersama.
Berdasarkan diskusinya dengan pejabat daerah Lampung saat menghadiri retret di Magelang, terungkap bahwa sebagian besar kopi yang dikenal sebagai kopi Lampung sejatinya berasal dari Bengkulu.
“Ternyata, sebagian besar kopi dari Lampung itu sebenarnya berasal dari Provinsi Bengkulu. Salah satu penyebabnya karena keterbatasan pelabuhan kita di Pulau Baai, Bengkulu, yang mengalami pendangkalan, sehingga ekspor kopi lebih banyak dilakukan dari Lampung,” jelasnya.
Namun, ia menambahkan bahwa saat ini Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, tengah menggiatkan pengerukan alur pelabuhan Pulau Baai agar Bengkulu bisa mandiri dalam ekspor kopi. Ini diyakini akan menjadi game-changer dalam meningkatkan nilai jual kopi lokal dan memperkuat posisi petani di mata pasar nasional dan internasional.
Langkah-langkah strategis yang diambil ini menandakan arah baru pembangunan pertanian di Rejang Lebong, khususnya sektor kopi.
Dengan kolaborasi, inovasi, dan keberpihakan pada petani, Rejang Lebong tak hanya bicara tentang potensi, tetapi juga mulai menapaki jalan nyata menuju kemandirian ekonomi berbasis agrikultur. (Dero)