MEDIA CENTER REJANG LEBONG-Pagi itu, Senin 21 April 2025, kabut masih menggantung malu-malu di atas permukaan Danau Bermanei (Danau Talang Kering). Riak air kecil bersatu dengan kicauan burung liar, membentuk harmoni sunyi yang hanya dikenal oleh mereka yang tinggal di sekitarnya: Tunas Harapan, Perbo, dan Pahlawan, tiga desa di Kecamatan Curup Utara.
Bagi warga sini, danau ini bukan tempat asing. Tapi selama puluhan tahun, ia hanyalah latar belakang kehidupan—indah, namun seolah dilupakan.
Kini, sesuatu sedang berubah.
Sebuah Mimpi
HM Fikri Thobari, Bupati Rejang Lebong, punya mimpi: Danau Bermanei tak boleh lagi jadi rahasia. Ia ingin danau ini bersanding dengan destinasi terkenal lain seperti Danau Mas Harun Bastari.
“Potensi wisata Rejang Lebong itu tersebar di setiap desa. Semuanya menarik, dan semuanya harus kita kelola dengan baik,” tegas Bupati Fikri.
Camat Curup Utara, Popo Hartopo SSos diinstruksikan untuk mulai memikirkan soal Danau Bermanei. “Promosi digital, penataan kawasan, pelatihan UMKM dan keterlibatan warga, semua harus jalan bareng,” kata Popo saat ditemui di kantornya.
Harapan dari Tepi Danau
Di tepi danau, warung kopi kecil menjadi saksi bisu. Ia menyeduh robusta dari kebunnya sendiri sambil tertawa kecil.
“Setiap ada tamu luar pasti bilang, kenapa nggak dikelola?’ Kami juga heran,” ujar warga sambil tersenyum.
Dan sekarang, harapan itu mulai tampak nyata.
Koordinasi dengan kepala desa dimulai. Diskusi hangat mengalir—kadang diselingi skeptisisme, tapi juga harapan.
Mimpi yang Menyentuh Banyak Pihak
Pemerintah daerah menargetkan pengembangan ini tak hanya mempercantik kawasan, tapi juga meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), membuka lapangan kerja, dan menciptakan kebanggaan lokal.
Tahap awal dimulai dengan survei teknis dan penyusunan masterplan yang partisipatif. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta diharapkan bersinergi.
“Kalau semua jalan bareng, wajah Danau Bermanei bisa berubah dalam dua-tiga tahun ke depan,” ujar Popo penuh keyakinan.(rizani/henky)