MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Kendati diguyur hujan, namun, tim juri tetap konsisten menilai Desa Wisata IV Suku Menanti Kecamatan Sindang Dataran, Selasa, (7/11).
Sebelum melakukan observasi di lapangan, tim juri lebih dulu disambut KadesIV Suku Menanti, Jumari bersama perangkat desa, BUMDes dan Pokdarwis di lapangan bola desa.
Di lapangan itu, tim juri Lomba Desa Wisata Tingkat Provinsi Bengkulu yang terdiri dari Gilang Fadilah dari Kemenpar Ekraf RI, Dr.Panji Suminar dari UNIB, Satrio Pinandito, Titik Darmi, dan Syamsu Hidayat disambut Tari Sakera Ola Oleng sebuah tari tradisi dari Madura. Serta melihat kambing kambing jenis peranakan etawa (PE) yang berbadan besar piaraan komunitas embek.
Kambing piaraan komunitas embek Desa IV Suku Menanti yang dipamerkan itu bukan hanya kambing jantan. Tapi, ada juga induk kambing dengan anak-anaknya yang masih kecil. Kambing PE jantan berbadan besar itu rata-rata berusia diatas 3 tahun dengan bobot 50 kg – 60 kg. ‘’Kambing jantan besar ini harganya mencapai Rp 6 juta,’’ jelas Sumanto.
Dari lapangan bola, tim juri bergerak menuju kebun jeruk gerga milik Tarmono. Setibanya di kebun jeruk Gerga Cahaya Akbar itu, tim disambut rintik hujan yang semakin lama semakin deras. Namun, tim juri tetap menunaikan tugasnya. Selepas memasuki gerbang pos masuk, tim juri melihat kebun edukasi tomat.
‘’Ini Edukasi ap aini?’’ tanya Panji. ‘’Tatacara menanam, merawat dan memetic buah tomat dan bawang daun,’’ jelas Tarmono. ‘’Pengunjung yang datang dari mana saja?’’ kerja Panji. ‘’Paling banyak dari Lubuklinggau dan Merasi pak. Di daerah itukan tidak ada kebun sayur sayuran. Kita jual lebih mahal dari harga pasar. Sebab, pengunjung bisa memetic tomatnya,’’ timpal Tarmono seraya mengikuti tim juga yang bergerak menuju pondok. Kian lama hujan kita deras. Lalu, para juri dan pengunjung kebun bergegas menuju pondok pondok peristirahatan yang dibangun di areal kebun.
Di pondok berukuran 2,5 meter x 2,5 meter tanpa dinding itu, para juri mencoba melontarkan pertanyaan terkait pengelolaan objek agro wisata kebun jeruk gerga itu. Termasuk mengajak Direktur BUMDes, Lukito dan Pokdarwis berdiskusi terkait pengelolaan BUMDes dan pengelolaan destinasi wisata desa. Diskusi berjalan santai sambil menikmati cemilan kampung. Berupa jagung rebus dan ubi rebus.
Diantara pengunjung yang ikut berteduh di pondok pondok itu adalah mahasiswa Universitas Pat Petulai yang sengaja menyempatkan diri untuk menikmati jeruk gerga langsung dipetik dari pohonya.
Sementara salah satu tim juri, Gilang Fadillah dari Kemenpar Ekraf RI mengaku senang bisa berkunjung ke Desa IV Suku Menanti. ‘’Desa IV Suku Menanti ini merupakan desa ke-8 yang saya kunjungi bersama tim juri,’’ kata Gilang kepada tim Media Center Diskominfo.
Diakui Gilang ada beberapa kreteria penilaian yang menjadi focus pemilihan juara lomba desa wisata. Yang dinilai bukan hanya keindahan dan daya Tarik objek wisata. Tapi, kelengkapan sarana pendukung seperti toilet, akses jalan, dan home stay. Termasuk keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan desa wisata.
‘’Tiap desa yang kita kunjungi memiliki keunikan dan keindahan masing masing. Ada yang memiliki objek wisata sungai, laut, dan agro. Jadi, kita harus benar benar menilainya secara objektif,’’ paparnya.
Sedangkan Emmy Deveda dari Dispar Prov Bengkulu menjelaskan bahwa 8 desa yang sudah dikunjung tim juri itu adalah, Desa Sumber Jaya, Kota Bengkulu, Napal Jungur, Seluma, Air Tenam Bengkulu Selatan, Batu Ampar, Bengkulu Selatan. Merpas Kaur, Tangsi Duren Kepahiang, Cawang Lama dan IV Suku Menanti Rejang Lebong.
‘’Tinggal 2 desa lagi yang akan dikunjungi juri. Desa Kemumu Bengkulu Utara dan Pulau Baru, Mukomuko. Rencananya, dari IV Suku Menanti ini kita langsung menuju Kemumu,’’ terang Emmy.
Diakui Emmy, di Desa IV Suku Menanti, tim juri akan melakukan visitasi ke beberapa titik wisata. Seperti kebun jeruk gerga, kebun apel, kampung kopi, sentra produksi UMKM dan air terjun punai.
‘’Desa IV Suku Menanti ini memiliki banyak objek wisata. Kita berharap des aini bisa jadi juara,’’ tutur Emmy mengakhiri. (rhy)
Editor : Rahman Jasin