MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Dinas Kesehatan Rejang Lebong menggelar Advokasi Pelaksanaan Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP). Advokasi ini dibuka Ketua TP PKK, Hj. Hartini Syamsul Effensi, S.Sos, MSi di Hoel Golden Rich Curup pukul 09.00 WIB, Selasa, (10/9).

Advokasi ini dihadiri Kadis Kominfo, Rhepi Meido Satria, SKM, para camat dan 21 kepala Puskesmas. Advokasi ini mengusung tema: ‘’Transformasi Posyandu Sebagai Lembaga Kemasyarakatan Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat’’

‘’Kegiatan ini diharapkan dapat membawa semangat baru dalam upaya peningkatan pelayanan Posyandu kedepan,’’ ungkap Hartini.

Dikatakan, masyarakat tidak hanya mengadapi beragam masalah Kesehatan. Tapi juga beberapa isu strategis terkait pelayanan dasar. Seperti, sector pendidikan belum terpenuhi kebutuhan esensial Pendidikan anak usia dini. Bidang Kesehatan belum optimalnya layanan Kesehatan bagi penduduk desa/kelurahan seperti penanganan dan pencegahan stunting. Layanan penderita TBC, ibu hamil, bayi baru lahir dan penderita gangguan jiwa. Bidang pekerjaan umum belum terpenuhinya sarana dan prasaranan air bersih, sanitasi lingkungan dan MCK.

Bidang perumahan rakyat juga kurang penyediaan rumah layak huni dan belum maksimal rehabilitasi rumah tidak layak huni. Termasuk bidang trantibum Linmas, dan bidang sosial.

‘’Untuk membantu penanganan isu strategis itu, maka pertemuan advokasi ini merupakan implementasi Posyandu ILP. Mulai dari penyatuan persepsi seluruh peserta, penguatan pembinaan pengurus Pokjanal/Posyandu, peningkatan tugas dan fungsi Posyandu. Pengembangan pelayanan Posyandu dan internalisasi kegiatan Posyandu,’’ ujar Hartini.

Sementara Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Alhisyam menjelaskan, integrasi pelayanan Kesehatan primer merupakan merupakan upaya untuk menata dan mengkoordinasikan berbagai pelayanan Kesehatan primer. Dengan focus pemenuhan kebutuhan pelayanan Kesehatan berdasarkan siklus hidup.

‘’Penguatan pelayanan Kesehatan primer itu penting dilakukan karena fakta menunjukan capaian standar pelayanan minimal minal Kesehatan masih jauh dari target. Atas dasar itu pemerintah melaksanakan transformasi pelayanan Kesehatan primer dengan menerapkan konsep primary health care (PHC). Pendekatan pelayanan ini disebut integrasi pelayanan Kesehatan primer melibatkan Puskesmas, unit pelayanan Kesehatan desa/kelurahan yang disebut Puskesmas pembangun dan Posyandu,’’ jelas Alhisyam.

Diakui Alhisyam, cara kerja di Puskesmas dilakukan dengan mengkoordinasikan pelayanan Kesehatan primer berdasarkan siklus hidup dan tidak berbasis program kepala Puskesmas ke dalam klister klister. Seperti klister I, manajemen, klister II, ibu dan anak, klister III usia dewasa dan lanjut usia.Klaster IVm penanggulangan penyakit menular, dan lintas klister (kegawatdaruratan, rawat inap, labor dan farmasi).

‘’Dari 21 Puskesmas kita baru 1 Puskesmas yang sudah menerapkan integrasi pelayanan Kesehatan primer. Yakni Puskesmas Sumber Urip. Diharapkan tahun depan seluruh Puskesmas sudah menerapkan integrasi pelayanan Kesehatan primer. Saat inipun Posyandu sudah bertransformasi menjadi Posyandu integrasi pelayanan primer. Kalau Posyandu sebelumnya hanya melayani balita dan ibu hamil saja. Sekarang Posyandu sudah melayani siklus kehidupan mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, remaja dan usia dewasa/usia produktif dan Lansia atau dari usia 0 tahun – lansia,’’ tuturnya.

Usai pembukaan dilanjutkan dengan penyampaian materi yang dipaparkan Ketua TP PKK dan kader Posyandu terbaik, Sumriatul Juria, dari Posyandu Melati, Kelurahan Air Putih Lama, Curup yang akan mewakili Provinsi Bengkulu dalam lomba kader inovasi nasional. (Rahman)

Editor : Rahman Jasin