MEDIA CENTER REJANG LEBONG – ‘’Nilai estitika foto produk UMKM harus benar-benar menjadi pertimbangan serius dalam promosi digital. Untuk itu, pengambilan dan pemilihan foto produk harus memperhatikan beberapa aspek. Mulai dari sudut pengambilan fotop dan perspektifnya. Dan yang paling penting adalah, foto harus mampu mewakili brand yang dipromosikan,’’ ungkap Erick Jaka Pernama saat menyampaikan materi ‘’Foto untuk promosi digital’’ dalam pelatihan pemasaran digital yang digelar Dinas Pariwisata di Hotel Golden Rich Curup, Minggu, (10/12).
Misalnya, foto untuk promosi produk kain batik besurek Bengkulu. Jika fotonya hanya menggambarkan kain batik, maka konsumen tidak akan mendapat informasi bahwa kain yang dipromosikan itu merupakan batik Bengkulu. Tapi, hanya kain batik biasa yang tidak mampu menarik minat konsumen.
‘’Tapi, jika baju kain batik itu dipakai bule lalu lokasi pengambilan fotonya merupakan objek icon Bengkulu, maka, konsumen akan langsung mendapat informasi bahwa
Batik yang tergambar dalam foto adalah batik besurek Bengkulu. Sisi keuntungan lainnya, foto bule sebagai model itu akan langsung mendunia manakala si bule mengupload fotonya di media socialnya seperti IG dan FB. Termasuk snap WA. Jadi, kita harus benar-benar mampu menampilkan foto produk yang bukan hanya memikat minat. Tapi juga memuat informasi penting bagi produk yang dipasarkan secara digital,’’ tuturnya.
Misalnya, ketika Erick membuat foto foto untuk kemasan aneka produk Sari Aren yang dikelola Embang di Desa Air Meles Atas. Serta foto kemasan Kopi Air Lanang milik Anggi.
‘’Alhamdulillah, kedua produk yang foto kemasan saya bikin itu mampu menembus pasar hingga ke negeri jiran Malaysia. Nanti dalam sesi berikutnya kita akan mempraktikan pembuatan foto produk ,’’ ujarnya.
Sebelumnya, Lydia Rahkmawaty dari Dinas Pariwisata Prov memaparkan materi terkait ‘’Strategi pemasaran pariwisata Bengkulu’’.
‘’Strategi jitu dalam pemasaran digital ini adalah bagaimana kita menciptakan branding yang mampu melekat dibenak konsumen. Misalnya, ketika bicara air kemasan apapun mereknya, orang akan menyebut satu merek yang sudah membumi. Padahal, produk air kemasan sangat banyak. Begitu juga dengan brand pasta gigi. Untuk menjaga kepercayaan konsumen maka, produsen harus mampu menjaga kwalitas produk. Serta gencar melakukan promosi melalui media social,’’ katanya.
Agar konten produk yang dishare di media social itu bisa efektif, tentunya lanjut Lydia, durasi konten juga perlu mendapat perhatian serius.
‘’Misalnya untuk konten snap WA durasinya maksimum 30 detik. IG bisa 1 menit dan durasi tiktok bisa lebih panjang bisa mencapai 10 menit,’’ terang Lydia seraya meleparkan pertanyaan kepada peserta terkait konten promosi produk yang telah dibuat dan dishare di media social. Para peserta serentak menjawab. ‘’Kita punya FB, IG dan sering membuat konten promosi di tiktok,’’ yang disambut tepuk tangan Lydia. ‘’Berarti mbak-mbak dan mas-mas sudah memahami manfaat digital marketing. Semoga pemasaran produknya terus tumbuh dan berkembang,’’ Lydia mengakhiri. (rhy)
Editor : Rahman Jasin