MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Sukses menurunkan angka stunting, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Rejang Lebong berhasil meraih juara I Provinsi Bengkulu tahun 2023. Atas prestasi itu, TPPS mendapat hadiah insentif viscal senilai Rp. 5,7 miliar.
‘’Keberhasilan kita dalam menurunkan angka stunting dan meraih predikat juara 1 Provinsi Bengkulu ini merupakan merupakan wujud dari usaha dan kerja keras seluruh pihak terkait. Atas prestasi itu kita mendapat penghargaan dari pemerintah pusat berupa insentif viscal sebesar Rp. 5,7 miliar.Kini kita masih menunggu regulasi pemanfaatan dana insentif viscal itu,’’ ungkap Wabup Rejang Lebong, Hendra Wahyudiansyah, SH selaku Ketua TPPS usai menghadiri Rapat Koordinasi Evaluasi dan Pelaporan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Rejang Lebong di Hotel Golden Rich 88 Curup, Kamis, (26/10).
Dikatakan, tahun 2021, angka stunting di Rejang Lebong mencapai 26,1 persen. Angka ini merupakan angka tertinggi di Provinsi Bengkulu. Tapi, setelah TPPS bersama seluruh pihak terkait bergerak, maka, tahun 2022 angka stunting itu bisa diturunkan hingga 20,2 persen atau turun 5,8 persen. Tahun 2022 kembali turun menjadi 15,65 persen.
Prestasi TPPS Rejang Lebong dalam meraih prestasi puncak itu langsung mendapat apresiasi dari Ketua DPRD, Mahdi Husen, SH. ‘’Intinya, DPRD akan tetap mendukung upaya penurunan angka kemiskinan dan stunting ini. Khususnya dukungan dari sisi anggaran pelaksanaan kegiatan tersebut,’’ ujar Mahdi Husen.
Hal senada disampaikan Kasi Intelijen Kejari Curup, David Johnie, SH yang mewakili Kajari. ‘’Kita akan berusaha mengawal anggaran pelaksanaan kegiatan penurunan kemiskinan dan stunting ini. Untuk itu, kita akan melakukan pendampingan agar kegiatannya berjalan dengan baik,’’ tuturnya.
Selain mendengarkan paparan terkait upaya percepatan penurunan stunting juga dilanjutkan dengan sesi diskusi. Rakoor ini dihadiri Dandim 0409 Rejang Lebong, Letkol.Inf. Renaldy H, S.Sos, MSi, Kepala BKKBN Prov Bengkulu, M.Iqbal Apriansyah, Asisten II Setdakab, Dr.Asli Samin, Skep.MKep, Kepala Bappeda, Khirdes Lapendo Pasju, Kajari, Kapolres dan Ketua PN Curup.
Kadis DP3APPKB, Sutan Alim, SH. Plus, para camat, Koordinator PKH, TKSK, Kepala UPT Puskesmas . Serta sederet pejabat dinas instansi jajaran Pemkab Rejang Lebong.
Sementara Ketua Panitia Pelaksana Rakoor, Susita Maryani, SST, menjelaskan tujuan dilaksanakannya Rakoor ini adalah untuk mengevaluasi pelaporan TPPS. Khususnya laporan terkait perkembangan target, system pengelolaan data yang dapat di andalkan. Serta pemanfaatan hasil pembelajaran yang disajikan dalam bentuk dokumen.
‘’Tim TPPS ini didukung 120 personel. Seluruh kegiatannya dibiayai dari Dana Dinkes dan DP3APPKB,’’ jelas Susita.
Dalam sesi diskusi, Camat Curup Tengah, Mardiana, SKM, MSi berharap masa operasional rumah pangan dapat diperpanjang.
‘’Rumah pangan di Curup Tengah ini hanya beroperasi 3 bulan. Kalau bisa diperpanjang lagi. Sebab, selama 3 ini, rumah pangan telah memberikan makanan tambahan untuk anak-anak stunting. Hasilnya dalam 3 bulan ini, berat badan anak anak stunting bisa naik 2-3 kg. Serta tinggi badannya juga bertambah,’’ tukas Mardiana.
Sedangkan Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Rejang Lebong, Syafril Johan menjelaskan bahwa rumah pangan di Curup Tengah itu merupakan 1 dari 4 rumah pangan se Indonesia yang dibiayai pusat. Dan rumah pangan satu satunya di Provinsi Bengkulu.
‘’Rumah pangan ini dibiayai pusat dengan dana sebesar Rp 50 juta untuk membantu pemberian makanan tambahan stunting. Jika mau diperpanjang bis akita usulkan melalui dana daerah,’’ kata Syafril.
Sebagai penutup, Wabup berharap penanganan stunting di Rejang Lebong dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
’Kita harapkan penanganan stunting ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Sehingga, Rejang Lebong bisa bebas stunting di tahun 2024,’’ tutup Wabup. (rhy)
Editor : Rahman Jasin