MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Prosesi pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) periode 2023 – 2028 berlangsung khidmat. Prosesi pelantikan digelar di halaman Pondok Pesantren Darul Ma’arif Desa Tanjung Beringin, Curup Utara pukl 14.00 WIB, Selasa, (22/10).

Prosesi pelantikan pengurus PCNU dan tabligh akbar peringatan hari santri 2024 itu dihadiri Pjs. Bupati Rejang Lebong, Dr.H.Herwan Antoni, SKM, M.Kes, M.Si. Ketua MUI, Dr.HM. Abu Dzar,LC, MHI. Serta disaksikan Banom seperti Muslimat, Fatayat, GP Ansor, Banser, IPNU, IPPNU, PMII dan pagar nusa. Serta ribuan warga Nadliyin. Sedangkan tausiyah disampaikan Dr.KH Imam Hambali, HM, M.Si dari Ponpes Nurul Jadid, Singkut, Jambi.

Para pengurus PCNU itu dilantik Ketua PWNU Bengkulu, Prof.Dr.KH. Khairudi Wahid, M.Ag dan dikukuhkan SK PBNU No.277/PB.01/A.II.01.45/99/12/2023 tanggal 20 Desember 2023. Para pengurus PCNU itu terdiri Mustasyar, Syuriyah. Dr.KH.Ngadri Yusro,MAg sebagai rais dan dibantu 6 wakil ketua rais, Dr.KH.M.Abu Dzar, LC, MHI sebagai khatib dan dibantu 5 wakil khatib. Serta 6 pengurus A’wan. Dan Kiyai Mabrursyah, S.Pd.I, S.IPI,MHI sebagai Ketua Tanfidziyah dibantu 5 wakil ketua. Herliardo, S.Ag sebagai sekretaris dibantu 4 sekretaris. Drs. Fasyiransyah,M.Pd sebagai bendaharan dengan 3 wakil bendahara.

Para pengurus PCNU itu dilantik Ketua PWNU Provinsi Bengkulu, Prof.Dr.Khairudi Wahid,M.Ag.

Usai dilantik sebagai Ketua Tanfidziyah, Mabrursyah langsung melantik pengurus majelis wakil cabang beberapa kecamatan di Rejang Lebong.

‘’Saya ucapkan selamat kepada para pengurus yang baru dilantik. Semoga dapat menjalankan tugas dengan baik. Tugas kita bukan hanya menjaga tradisi tapi juga mengembangkan dan meneruskan cita-cita NU dalam mengedukasi umat,’’ tutur Mabrursyah.

Dikatakan, santri merupakan pilar penting dalam pembangunan bangsa. Peringatan hari santri 2024 mengedepankan tema: ‘’Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan’’. Tema ini mencerminkan semangat dan tekat untuk melanjutkan perjuangan para santri dalam membangun bangsa.

‘’Santri bukan hanya pelajar. Tapi juga agen perubahan yang berkontribusi positif dalam masyarakat. Dalam menjalankan perjuangan perlu memperhatikan karakter yang menjadi ciri Aswaja yaitu, tawassuth berarti moderta, tawazun artinya seimbang, I’tidal artinya adil dan tasamuh maknanya toleran,’’ ujar Mabrursyah.

Peringatan Hari Santri, 22 Oktober tukas Mabrursyah, merupakan moment penting untuk mengenang peristiwa resolusi jihad yang dicanangkan KH Hasyim Asy’ari tahun 1945 dalam mempertahankan kemerdekaan RI.

Mabrursyah juga menerangkan, saat ini Pondok Pesantren Darul Ma’arif sudah memasuki tahun ke-4 dengan jenjang pendidikan SMP Qur’an dan SMK Qur’an dengan total santri 200 orang dan seluruhnya mondok.

‘’Darul Ma’arif menerapkan model pembelajaran salaf, kholaf serta tahfidzul qur’an dengan mempelajari kutubul mu’tabaroh dan kurikulum pemerintah. Kita bercita-cita menciptakan santri genius dan religius, ahli pikir, ahli zikir, pinter lagi bener,’’ demikian Mabrursyah.

Sementara Pjs. Bupati Rejang Lebong, Dr.H.Herwan Antoni, SKM, M.Kes, M.Si, siap mendukung program PCNU. ‘’Saya ucapkan selamat kepada para pengurus PCNU yang baru dilantik,’’ kata bupati.

Sedangkan KH Imam Hambali dalam tausyiahnya mengupas nilai-nilai perjuangan santri dalam resolusi jihad tahun 1945. ‘’Saat itu, KH Hasyim Asy’ari mendesak pemerintah untuk melawan kolonial dan para santri siap berjuang mengangkat senjata. Senjata yang digunakan para santri berupa tongkat rotan, kayu dan bambu runcing. Santri bukan sekadar pelajar. Tapi, Santri harus memiliki banyak kemampuan. Baik dalam ilmu agama juga dalam bidang ekonomi. Jadi, polisi dan TNI santri pantes, jadi PNS cocok, jadi pedagang oke, jadi tukang tambal ban juga bagus. Jadi bupati lebih bagus lagi,’’ kata KH Imam Hambali. (rahman)

Editor : Rahman Jasin