MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Pasar Arena disebelah panggung Festival Bhumi Belirang Desa Belitar Seberang, Sindang Kelingi ‘’diserbu’’ pengunjung, Sabtu, (19/10).

Tak hanya masyarakat pengunjung yang menikmati aneka kuliner tradisional yang dijual pedagang. Namun, Pjs. Bupati Rejang Lebong, Dr.H.Herwan Antoni, SKM, MKes, MSi dan Asisten II Setdaprov Bengkulu, RA.Deni, SH, MM bersama para pejabat lainnya ikut meramaikan pasar kuliner dadakan diarena Festival Bhumi Belirang III ini.

Saat akan memasuki lokasi Pasar Arenan, bupati dan rombongan lebih dulu menukar uang tunai koin sebagai alat pembayaran. Nilai koin rata-rata Rp.5.000.

Bupati dan rombongan juga sempat mencicipi jamu gendong. Setelah itu, bupati langsung meninjau seluruh stand kuliner. Mulai dari stand air nira. Hingga lemang tapai ketan hitam, bakso lava, aneka kue tradisional dan stand kopi.

‘’Pasar Arenan ini perlu dikembangkan. Sebab, pasar ini menyediakan aneka kuliner tradisional zaman dulu. Seperti jamu gendong, pecel, opak dan kuliner lain. Diharapkan pasar kuliner ini mampu mengundang pengunjung untuk menikmati suasana alam Desa Belitar Seberang. Desa ini merupakan paket lengkap. Ada kuliner tradional, ada pentas budaya dan ada objek wisata alamnya berupa air terjun cabang dua dengan suhu air panas dan dingin. Fenomena ala mini hanya ada di Belitar Seberang. Sehingga desa ini masuk nominasi 50 desa wisata nasional,’’ tutur bupati.

Sedangkan Asisten II Setdaprov, RA Deni menjelaskan bahwa Pemprov telah memberikan dukungan terhadap pengembangan wisata Desa Belitar Seberang.

‘’Pengembangan desa wisata ini digarap dengan kolaborasi Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu dengan Dinas Pariwisata Rejang Lebong. Salah satunya adanya melalui penyelenggaraan Festival Bhumi Belirang ini,’’ tutur Deni.

Sedangkan Kadis Pariwisata Rejang Lebong, Dodi Syahdani, S.Sos, MSi, mengungkapkan Rejang Lebong memiliki 26 desa wisata. Tapi, hanya 10 desa yang aktif. Dua desa diantaranya, Desa Belitar Seberang dan Desa IV Suku Menanti berhasil masuk 50 besar desa wisata nasional.
‘’Agenda festival di Desa Belitar Seberang dan Desa IV Suku Menanti ini sudah masuk dalam kalender wisata Bengkulu yang dilaksanakan setiap tahun,’’ jelas Dodi.

Pantauan Media Center, Pasar Arenan ini menyediakan beragam kuliner tradisional. Misalnya cendol dan cenil yang jual Mbak Sueng. Juga kue jajan pasar seperti wajik, lemper dan risoles dengan harga 3 buah 1 koin atau Rp.5.000.

Stand Mbak Yuli menjual pecel dengan harga Rp.5.000 per pincuk tempat pecel yang terbuat dari daun pisang. Tarmono dari Desa IV Suku Menanti ikut berpartisipasi menjual jeruk gerga dan keruk BW. Jeruk gerga Rp.25.000 per kg dan jeruk BW Rp.20.000 per Kg. Stand Mbak Astuti menyediakan lemang dan tapai ketan hitam.

Bahkan, stan Mbak Putri menjual madu asli produksi ternak petani desa dengan harga Rp125.000 per kg. Bariah menjual bakso lava berukuran besar dan mie ayam dengan harga Rp10.000 per porsi.

Bahkan, anak muda barista menyiapkan kopi di stand Café Belirang. Kopi gula aren dibandrol Rp.20.000 per gelas. Stand kopi Rodaba milik Syaiful dari Desa IV Suku Menanti juga menjual kopi bubuk robusta dan Arabica.

‘’Kopi Arabica kemasan 250 gram kita jual Rp.50.000. Sedangkan kopi robusta Rp.20.000 per 100 gram,’’ jelas Syaiful.

Para pejabat dinas instansi jajaran Pemkab Rejang Lebong juga ikut menikmati kuliner di Pasar Arenan yang berada di bawah rindangnya pohon aren.

Bahkan, tidak sedikit pengunjung yang mengenakan busana jadul. Yakni berupa kebaya dan kain sarung. Sehingga, suasana Pasar Arenan seperti kembali ke masa lalu. Terlebih, para pengunjung yang menikmati kuliner khas jajan pasar itu diiringi alunan gamelan dari Grub Kuda Kepang Tri Budaya. (rahman)

Editor : Rahman Jasin