MEDIA CENTER REJANG LEBONG
Editor Rahman Jasin
Ustadz Drs.H. Syafrudin, MPd.I, mengingatkan jajaran pejabat dan ASN dilingkup Pemkab untuk meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad, SAW.
‘’Pada bulan Rajab ini, Nabi Muhammad melakukan perjalanan Isro’ Mi’raj ke sidratul muntaha untuk menerima perintah sholat. Sebelumnya, hati nabi lebih dulu dibersihkan dan dicuci dengan air zamzam. Seluruh sifat tidak baik dibuang lalu ditambah sifat-sifat baik,’’ jelas Syafrudin dalam tausiah singkatnya di halaman Pemkab, pukul 07.30 WIB, Jum’at (6/2).
Ceramah agama bulanan ini dihadiri Sekdakab, Yusran Fauzi, ST, Asisten I Setdakab, Pranoto Madjid, SH, M.Si, Asisten II, Asli Samin, S.Kep, M.Kep, dan Kadis Kominfo, Rephi Meido Satria, SKM.Kepala Bappeda, Khirdes Lapendo Pasju, SSTP, M.Si. Para Kabag dan segenap ASN.
‘’Sifat tidak baik yang dibuang dari diri nabi itu yang pertama adalah sombong, angkuh dan tinggi hati. Walau kita bukan nabi, kita tidak boleh sombong dan meremehkan orang lain. Karena kita membutuhkan orang lain,’’ ujar Syafrudin.
Sifat buruk yang kedua adalah iri, dengki dan cemburu. Pemilik sifat ini biasanya tidak senang melihat orang lain lebih dari dirinya. Allah lanjut Syafrudin, telah memerintahkan para malaikat dan iblis untuk bersujud kepada Nabi Adam. Seluruh malaikat bersujud. Hanya iblis yang menolak karena merasa dirinya lebih mulia karena diciptakan dari api. Makanya, iblis diusir dari surga.
Sifat buruk yang ketiga adalah tamak, rakus dan lobak. Yang keempat dzolim. Dzolim dengan perbuatan dan dzolim dengan kata-kata yang membuat orang lain teraniaya dan sakit hati.
Sedangkan sifat baik yang ditambahkan Allah dalam diri Nabi Muhammad adalah Ilmu, Iman, hikmah dan keyakinan.
‘’Kita harus memiliki ilmu. Misalnya, saat berbuka puasa di Bulan Ramadhan. Kita harus punya ilmu. Sehingga kita tahu kita harus mendahulukan berbuka atau memecahkan puasa dengan seteguk air. Lalu, berdoa sebagai ungkapan terimakasih atas berkah yang diberikan Allah saat berbuka. Iman, merupakan rem sehingga kita tidak terlanjur melakukan perbuatan tercela. Hikma tata cara kita saat mengajak orang. Seperti ketika nabi berdakwa di kalangan masyarakat qurais. Dakwah tersampaikan tapi orang qurais tidak tersakiti. Ibarat menarik rambut dalam tepung. Rambut tercabut tepung tidak berserakan. Keyakinan harus teguh dan tidak ragu-ragu. Sifat-sifat Nabi Muhammad inilah yang perlu kita teladani,’’ demikian Syafrudin.
Sementara Kabag Kesra, Herwin Wijaya Kesuma, M.Pd.I, menyebutkan bahwa pembinaan mental untuk kalangan ASN di lingkup Pemkab ini dilaksanakan setiap bulan.
‘’Ceramah agama ini kita laksanakan setiap minggu pertama bulan berjalan sebagai sarana pembinaan mental kalangan ASN,’’ terang Herwin mengakhiri. (rahman)